Rahim Pengganti

Bab 148 "Acara Kampus Gina Part 2"



Bab 148 "Acara Kampus Gina Part 2"

0Bab 148     
0

"Acara Kampus Gina Part 2"     

"Ada apa?" tanya Galang.     

"Gini loh bang ….," Aska langsung menceritakan semuanya, hal itu membuat mereka yang ada di sana langsung mengerti dengan apa yang terjadi, pantas saja Daffa bisa bersikap seperti itu.     

"Ya sudah ayo, buruan kita harus menjalankan tugas. Kan lumayan, bisa cuci mata," ujar Galang.     

Mereka semua setuju dengan ucapan yang dilontarkan oleh Galang, mereka lalu beranjak dari tempatnya mempersiapkan hal yang harus di siapkan. Sedangkan Daffa sudah berada di atas motornya, pria itu akan pulang lebih dulu, dan mengambil beberapa barang yang penting.     

Lima belas menit berlalu, Daffa sudah menunggu anggota nya, di dekat kantor batalyon.     

"Udah lama kapt?" tanya Heri. Daffa hanya diam, mode galak dalam diri, pria itu mulai muncul lagi. Ares hanya menahan tawa nya, ketika melihat temannya yang sudah di kacangin oleh Daffa. Sedangkan Heri, hanya menatap kesal kepada Ares. Meskipun Ares adalah senior nya, laki laki itu selalu bisa bergabung dengan para adik tingkat nya begitu juga dengan Galang.     

Berbeda dengan Daffa yang selalu sok cool kalau menurut Devan. Pria itu hanya beberapa kali terlihat tersenyum, itu pun hanya sebentar.     

"Ayo. Sudah waktunya kita berangkat," ujar Galang. Mereka semua menganggukkan kepala nya, dan mulai naik ke atas mobil dinas, yang akan membawa mereka pergi ke tempat tersebut.     

Pasukan khusus ini, di minta untuk datang ke acara sebuah kampus. Tugas nya mereka hanya mengawasi, supaya tetap aman dan kondusif. Sebelumnya Daffa tidak suka, menerima hal seperti ini namun, ketika tahu kemana mereka pergi, pria itu terlihat begitu semangat dari sebelumnya.     

Selama di perjalanan tak henti henti nya, Daffa tersenyum pria itu sangat senang hari ini bisa pergi ke tempat tersebut, setidaknya diri nya bisa mengawasi dari jauh dan hal itu sudah cukup untuk Daffa sekarang.     

***     

Di lain tempat, Gina masih sibuk dengan urusan kegiatannya, beberapa kegiatan harus Gina yang turun tangga, dan hal itu benar benar membuat wanita itu sedikit kesal dengan yang terjadi.     

"Na … di depan, ada sesuatu yang pasti bikin lo kaget," ujar Sekar. Gina yang bingung serta tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Sekar hanya diam saja. Namun, Sekar langsung menyeret tangan Gina ke arah lapangan dan apa yang dilihat oleh Gina benar benar sesuatu yang luar biasa membuat wanita itu kaget.     

Enam orang anggota TNI sedang turun dari mobil nya, bukan hanya itu yang membuat kaget tapi melihat siapa di antara mereka itu lah yang membuat Gina terkejut, di tambah lagi dengan seragam kaos berwarna hitam semakin membuat keenam orang ktj benar benar terpesona.     

Teriakan demi teriakan yang dilakukan oleh beberapa orang membuat Gina hanya bisa menahan nafas nya, sungguh enam orang itu bisa mengalihkan semua nya.     

"Pihak kampus pengen acara ini dikawal dengan baik, ternyata setiap tahun ada saja dari pihak keamanan yang bertugas."     

Gina tidak mendengarkan ucapan yang diberikan oleh Sekar, wanita itu masih fokus dengan tatapan mata nya ke arah orang tersebut yang juga ikut menatapnya. Jantung Gina berdegup kencang ketika melihat senyuman manis yang diberikan oleh suaminya itu. Rasa nya saat ini, Gina ingin berlari dari tempat itu menyembunyikan diri nya dari pandangan mereka. Namun, nyata nya kaki nya tidak bisa bergerak sedikit pun, dan masih terdiam di sana.     

"PENGUMUMAN DI MINTA UNTUK SELURUH PANITIA DAN PESERTA UNTUK BERKUMPUL DI LAPANGAN SEKARANG JUGA."     

Panggilan tersebut, membuat semua orang segera memenuhi lapangan tak terkecuali Gina dan juga Sekar, mereka semua berbaris. Seperti biasa, Gina yanh menjadi panitia berada di dekat para anggota pasukan Daffa, mereka berlima menyapa Gina dan juga di balas oleh Gina. Wanita itu tahu, karena kelimanya pernah datang ke asmara.     

Bisik bisik para wanita yang ada di sana, sedikit membuat Gina risih. Bagaimana tidak, mereka semua memuji ketampanan Daffa dan hal itu membuat Gina tidak suka. Wanita itu begitu tidak rela jika ada wanita lain yang memuji suami nya apa lagi di depan mata nya sendiri.     

"Santai sist … santai, mas tentara tetap punya Lo," ujar Sekar yang bisa melihat raut wajah kesal dari Gina.     

Gina dan Daffa saling menatap satu dengan lain nya, kedua nya tidak mendengarkan apa yang dewan kampus ucapkan, tidak peduli dengan apa yang di terjadi. Kedua nya, saling menyampaikan dari sorot mata bahwa ada sebuah kerinduan.     

Tingkat kebucinan keduanya sudah sangat terlihat, apa lagi dengan Daffa yang tidak mau jauh dari sang istri, dan hal itu adalah suatu kemajuan dari hubungan yang terjadi.     

***     

Malam hari nya, semua orang sudah sibuk dengan urusan nya masing masing. Beberapa anggota Daffa juga sudah dibantu dengan para pria untuk mengawasi di beberapa titik area kampus, hal itu terjadi untuk bisa membuat keadaan yang kondusif.     

Daffa juga mengutus lima orang lainnya untuk bisa berjaga, dan kehadiran para anggota tersebut membuat para wanita yang ada di tempat ini sangat histeris.     

Apa lagi dengan Galang dan Ares yang selalu tebar pesona dengan semua mahasiswi cantik yang ada di sana.     

"Bang!!" panggil Sekar. Saat ini, Sekar sedang menemani Gina bertemu dengan Daffa di sebuah ruangan khusus.     

"Makasih ya dek," jawab Daffa. Sekar menganggukkan kepalanya, wanita itu menyampaikan permintaan maaf kepada Gina yang dirinya buat kesal. Sekar bekerja sama dengan Daffa untuk mengajak Gina ke tempat ini, hal itu terjadi karena Gina yang seolah menghindari Daffa, sejujurnya bukan karena Gina menghindar tapi memang ada hal yang begitu penting yang membuat Gina harus menyelesaikan semuanya.     

***     

Kedua nya masih terdiam, terlihat dengan sangat jelas bahwa Gina kesal dengan suami nya itu karena diri nya harus berada di sini sedangkan kerjaannya masih banyak.     

"Kamu masih marah dengan mas, sayang," ucap Daffa. Keadaan ruangan yang sedikit gelap dan berada di ujung, membuat Daffa bisa melihat Gina dengan sangat dekat. "Kamu ajak aku ke sini kenapa Mas? Aku masih ada yang harus dikerjakan," balas Gina. Kedua nya saling menatap, dengan jarak yang begitu dekat. Hal itu membuat senyum licik terbit di benak Daffa.     

Pria itu menarik istrinya hingga keduanya terjatuh di sebuah sofa. Tepat Gina berada di atas pangkuan sang suami. Mata mereka saling menatap satu dengan lain nya.     

"Kenapa mas bisa ada di sini?" tanya Gina.     

"Pihak kampus kamu, minta di jaga. Dan ternyata hal itu sering terjadi setiap tahun nya. Mas saja yang baru di tugaskan."     

"Oalah. Pantas saja, kemarin baak bilang, gak usah pilih buat keamanan nanti kampus yang cari dan ternyata gak main main keamanan nya ya," ucap Gina. Daffa tersenyum, melihat istri nya dari dekat seperti ini saja sudah membuat nya bahagia.     

Kedua nya saling bercerita lebih tepat nya Daff yang menceritakan bahwa saat tadi siang di tinggal Gina membuat Daffa tidak tenang. Laki laki itu begitu merindukan sang istri Gina yang mendengar hal itu hanya geleng geleng kepala. Sejak kapan suami nya bisa bersikap lebay seperti saat ini, rasa nya bertolak belakang dengan sikap Daffa selama ini. Yang terkesan sangat datar dan garang. Mereka masih terus berbincang, hilang tanpa sadar malam semakin larut yang malam ini para mahasiswa baru akan mengadakan api unggun.     

Ponsel Gina juga sudah berdering, banyak panggilan yang dilakukan oleh Sekar.     

"Kita keluar ya Mas. Udah cukup lama kita di sini, gak enak kalau ada yang lihat," ucap Gina. Tapi Daffa hanya diam saja, pria itu menatap dengan intens sang istri lalu menarik tengkuk istri nya itu.     

Bibir yang sudah menjadi candu untuk Daffa itu sangat sulit bagi pria itu untuk melepaskan nya dan hal itu benar benar membuat Daffa tidak bisa jauh. Gina terbuai wanita itu mengikuti arah permainan yang dilakukan oleh sang suami, dan hal itu membuat Daffa tersenyum.     

Sedikit demi sedikit pria itu akan bisa merebut hati sang istri, tapi Daffa seolah lupa bahwa hati diri nya masih pada orang di masa lalu atau sudah berpaling untuk Gina.     

Gina menepuk dada suaminya, karena merasakan oksigen dalam dirinya sudah mulai hilang dan karena hal itu juga Daffa melepaskan ciuman mereka. Senyuman manis itu begitu membuat jantung Daffa berdebar dengan sangat kencang, dan semakin membuat Daffa tidak mau berjauhan dari istrinya.     

***     

Semua orang mencari keberadaan Gina membuat acara yang harus dilaksanakan harus molor selama dua puluh menit. Gina beralasan bahwa tadi perut nya tidak baik, dan untunglah mereka percaya kecuali Sekar yang sudah menahan tawa.     

Acara demi acara di lakukan dengan baik, Gina mulai melaksanakan tugas nya sedangkan Daffa dan Aska yang memiliki tempat yang sama untuk berjaga membuat fokus para peserta putri sedikit terganggu.     

Ada rasa kesal di dalam hati Daffa, tadi di dalam ruangan tempat mereka melepaskan rindu. Gina sudah mengatakan bahwa Daffa tidak boleh terlalu dekat dengan beberapa peserta putri atau panitia putri dan hal itu sontak saja membuat Daffa senang mendengarnya.     

"Kapt. Ibu Persit kita sepertinya banyak yang mengidolakan," ujar Aska. Pria itu menatap satu persatu para pria yang ada di sana, tatapan mata kagum itu terlihat dengan jelas. Apa lagi saat sang istri komandan tersenyum. "Kapt bisa lihat, banyak sekali para buaya yang menatap ibu Persit kami, tatapan yang begitu lapar. Kapt harus berhati hati, dan tetap terlihat ganteng supaya ibu Persit tidak berpindah ke lain hati," ucap Aska. Pria itu bisa melihat bahwa Daffa benar benar menahan dirinya untuk tidak tergoda dengan ucapan Aska. Tapi nyata nya tidak, Daffa bisa melihat hal itu sendiri.     

Apalagi ketika seorang pria berdiri dan memberikan sebuah bunga kepada istrinya sontak saja hal jtu membuat Daffa tidak terima.     

"Wow baru di bilang, benar kan ibu Persit banyak fans nya wajar saja sih kan ibu Persit sangat cantik dan luar biasa. Siapa sih yang tidak suka dengan ibu Persit," kompor Aska.     

Sungguh saat ini raut wajah Daffa tidak tidak terkontrol lagi, pria itu sudah menahan emosinya. Dewa yang tidak jauh dari sang Abang terlihat bingung, pria itu lalu mendekati Daffa.     

"Kenapa bang?" tanya Dewa dengan nada kecil. Daffa dan Aska menoleh ke arah Dewa. "Biasa Wa. Si Kapt lagi menahan kesal, karena ibu Persit banyak fans," ujar Aska.     

Dahi Dewa berkerut mendengar ucapan yang di sampaikan oleh Aska. Hingga akhirnya Dewa melihat tatapan mata sang Abang ke arah Gina. Dengan santai nya Dewa menepuk bahu abangnya itu. "Itu Alan, mantan pacarnya mbak Gina bang," ucap Dewa. Sontak saja hal itu semakin membuat api api kecemburuan semakin besar.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih yaa. Selamat tahun baru 2022 buat semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.